Kamis, 06 Desember 2007

Manusia Dalam Pandangan Islam

Dalam pandangan islam, manusia adalah makhluk yang paling mulia dan paling sempurna dibandingkan dengan makhluk lain.
Hal ini diperjelas didalam al-qur’an surat al-asrok ayat 70 yang artinya:
“dan sesungguhnya kami memuliakan anak adam atau manusia itu, kami angkut mereka didarat dan dilaut, kami beri mereka rizki yang baik-baik dan kami berikan mereka kelebihan yang banyak dari makhluk ciptaan kami lainnya.”
Ada 2 alasan mengapa manusia itu makhluk paling sempurna dan paling mulia:
Bentuk dan struktur biologisnya yang cukup bagus, sebagaimana firman allah yang artinya: “sesungguhnya kami ciptakan manusia itu sebagus-bagus bentuk”
Manusia itu dilengkapi dengan potensi rohani, yaitu akal, nafsu, perasaan dan hati nurani (hati kecil).
Oleh karena kelebihan yang dimiliki manusia itu, maka allah swt memberi kita amal sebagai “khalifah” dimuka bumi. Yang artinya diberi wewenang untuk menguasai dan mengolah semua sumber daya alam ini untuk kepentingan umat manusia. Seperti pada firman allah yang artinya: “dan ingatlah ketika tuhanmu berkata kepada malaikat, sesungguhnya aku akan menjadikan manusia sebagai khalifah dimuka bumi(s.al-baqoroh: 30)”
Untuk itu, kita sebagai umat manusia yang telah diberi wewenang oleh allah untuk menguasai dan mengelolah bumi untuk kepentingan bersama, maka kita harus bisa menghiasi diri kita denga iman, amal soleh, ilmu dan akhlak yang mulia dengan menggunakan semua potensi rohani kita sesuai denga petunjuk allah swt. Karena kita semua akan kikembalikan ketempat yang serendah-rendahnya kecuali orang yang beriman dan beramal soleh (s. Attin:5-6). Dan allah juga akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan berilmu diantara kita umat manusia beberapa tingkat(s. al-mujahidilah:11). Dan allah akan memenuhi neraka jahanam itu dengan banyak jin dan manusia, karena meraka diberi hati tapi tidak berpikir, diberi mata tapi tidak melihat, diberi telinga tapi tidak mendengar. Mereka itu seperti binatang bahkan lebih sesat lagi (s.al-a’rof:179).

Tidak ada komentar: