Rabu, 23 Januari 2008

KISAH PEMBUNUHAN PERTAMA DIMUKA BUMI

Adam dan Hawa sebagai manusia pertama yang hidup dimuka bumi. Setelah berapa lama mereka hidup berdua, akhirnya tuhan mengaruniai mereka anak. Anak yang dilahirkan Hawa selalu kembar (laki-laki dan perempuan), begitu pula pada kelahiran kedua. Pada kelahiran pertama, anak laki-laki diberinama Qobil dan yang perempuan diberi nama Iklima. Iklima memiliki paras yang cantik, begitu pula dengan Qobil memiliki paras yang tampan. Pada kelahiran kedua si laki-laki diberi nama Habil dan yang perempuan diberinama Labuda. Jika dibandingkan dengan saudara tuanya, kedua anak itu memiliki paras yang tidak cantik dan tidak tampan.
Adam sebagai orang tua dari keempat anaknya mengajari bercocok tanam dan beternak. Dengan demikian mereka dapat mencari nafkah sendiri setelah usianya menginjak dewasa. Qobil yang dilahirkan pertama mempunyai sifat dan perangai buruk sedangkan Habil malah sebaliknya. Qobil selalu iri jika melihat Habil berhasil dalam segi pertanian dan peternakan.
Ketika dua saudara itu beranjak dewasa, maka Adam berniat mengawinkan mereka. Perkawinan itu tidak dapat ditentukan oleh Adam. Untuk itu beliau meminta petunjuk kepada Allah. Dan menurut peraturan Allah, Qobil dikawinkan dengan Labuda, sedangkan Habil dikawinkan dengan Iklima. Artinya Qobil dikawinkan dengan saudara kembar Habil, demikian pula sebaliknya. Setelah mendapat petunjuk dari Allah maka Adam pun mengatakannya kepada anak-anaknya.
Mendengar keterangan ayahnya, Qobil tidak mau menerima kenyataan. Sebab calon istrinya yaitu Labuda mempunyai paras yang jelek. Maksudnya ia harus dikawinkan dengan Iklima saudara kembarnya. Mengapa demikian? Karena Iklima memiliki paras yang cantik.
Qobil yang memiliki perangai jahat tetap bersikap keras tidak mau menerima peraturan Allah yang diturunkan kepada ayahnya, sehingga timbullah percekcokan. “Hai Qobil, peraturan ini bukanlah ayah yang membuat, namun Allah yang membuatnya”, kata Adam dengan lamah lembut. “Meskipun demikian saya tidak mau kawin dengan Labuda yang jelek itu, ayah”, jawab Qobil.
Karena Qobil bersikeras pada pendiriannya, maka Adam pun meminta petunjuk kepada Allah guna mengatasi masalah itu. Kemudian Allah berfirman agar kedua saudara yang berebut Iklima mempersembahkan qurban. Tujuan mengadakan qurban ialah untuk menentukan siapa yang akan dikawinkan dengan Iklima.
Setelah mendapat petunjuk dari Allah, Adam pun berkata kepada anaknya. “Qobil dan Habil, karena kalian masih memperebutkan Iklima maka allah meminta qurban dari kalian”, kata nabi Adam kepada anaknya.
“Dimana kami menaruh qurban itu ayah?” tanya Qobil.
“Allah telah menentukannya, yaitu dipuncak gunung!” kata Adam
“Bagaimana tandanya bahwa qurban itu diterima ayah?” tanya Qobil dan Habil.
“Qurban yang diterima oleh Allah adalah habisnya barang persembahan”.
“Barang apa saja yang bisa dijadikan qurban?”
“Barang yang bisa dijadikan qurban ialah hewan ternak dan hasil pertanianmu”.
“Hendaknya barang yang dipersembahkan untuk qurban jika hasil peternakan yang gemuk dan dari pertanian yang masih baik”, tambah nabi Adam.
Karena Qobil memiliki perilaku yang buruk, maka ia tidak mau menuruti perintah ayahnya. Untuk itu dipilihnya hewan ternak yang kurus dan buah-buahan yang sudah rusak, karena ia mempunyai pikiran bahwa untuk mendapatkan hewan gemuk dan buah yang baik harus mengeluarkan tenaga.
Jika Qobil memiliki perilaku buruk, maka lain lagi dengan Habil. Ia mempersembahkan hewan gemuk dan buah yang baik. Hal ini disebabkan oleh pikirannya yang bersih. Ia yakin bahwa hewan ternaknya menjadi banyak dan buahnya bertambah lebat karena Allah. Sehingga ia mengorbankan miliknya dengan rela.
Tibalah hari yang dinantikan kedua anak Adam. Keesokan harinya mereka naik ke puncak gunung yang telah ditunjuk nabi Adam dengan membawa barang qurban. Setelah mereka menaruh ditempat yang paling tinggi dan batas tertentu barulah mereka pulang. Malam hari kedua anak itu tidak bisa tidur. Qobil memikirkan dan berharap agar qurbanya diterima. Sedangkan Habil berdoa dengan tulus. “Ya Allah yang Maha mengetahui. Aku bersujud dan meminta padaMu agar kiranya qurbanku Kau terima. Hanya Engkau tempat aku meminta.” Doa Habil ditengah malam. Ia berdoa dengan segenap jiwa raganya. Tanpa sadar ia meneteskan air mata.
Setelah matahari terbit bergegas mereka menuju ke puncak geneng untuk melihat qurban mereka. Allah Maha Mengetahui dan Maha Mendengar. Dan ternyata qurban Habil lah yang diterima oleh Allah karena barang-barang persembahannya tidak ada lagi ditempatnya. Melihat qurban persembahannya sudah tidak ada lagi, tiada henti-hentinya Habil mangucapkan syukur kehadirat Allah. “Ya Allah kiranya Engkau telah mendengarkan permintaanku, sehingga qurbanku telah Kau terima. Alhamdulilllah ya Allah. Hanya Engkau yang mengetahui isi hati kami”, ucap Habil sambil bersujud.
Lain lagi dengan Qobil. Begitu ia melihat barang qurbannya masih ada dan tidak berkurang sedikitpun, ia jadi marah sambil menendang barang qurbannya. Ia memaki-maki Habil, katanya ini tidak adil. Ia berprasangka bahwa Habil selalu didoakan ayahnya. “Hai Habil, aku tahu bahwa kamu selalu didoakan ayah, sehingga barang qurbanmu deterima Allah, “ucap Qobil dengan berang. Meskipun Habil dituding demikian, ia tetap tenang menjawabnya. “Tidak begitu kakak, sebenarnya kita semua didoakan ayah, semua ini hanya Allah yang mengetahui. Saya menyerahkan barang qubanku dengan rela”, jawab Habil.
Mendengar jawaban Habil dengan tenang menyebabkan Qobil terkejut dan naik pitam. Ia mengira Habil mengejeknya. Hal ini menyebabkan percekcokan diantara keduanya. Disaat itulah iblis datang dan berpihak kepada Qobil. “Kamu tidak perlu bertengkar, jika perlu bunuh saja Habil agar kamu bisa kawin dengan Iklima”, bujuk iblis. Meskipun demikian ia masih berpikir waras. Sehingga rejadi pertentangan batin antara membunuh dan tidak melakukannya.
Ketika hatinya mulai goyah, maka iblis pun semakin melancarkan bujur rayu kepada Qobil untuk membunuhnya serta merta ia memukul Habil yang ada dihadapannya. Habil yang tahu maksud kakaknya tidak mengelakketika Qobil memukulnya. Semua itu ia serahkan kepada keadilan Allah dan ia terima. Sehingga kematiannya tidak dapat dielakkan. Demgam demikian Qobil merupakan orang pertama yang melakukan pembunuhan dimuka bumi ini.
Setelah membunuh adiknya, Qobil merasa berdosa, menyesal dan takut terhadap ayahnya. Karena hatinya merasa dikejar dosa yang bersatu dengan penyesalan, ia pun kebingungan. Mayat adiknya dipanggul kesana kemari. Ia bingung tidak tahu akan diapakan mayat adiknya itu. “Kemana harus kubawa mayat adikku ini”, gumam Qobil sambil bersandar dibawah pohon rindang. Disaat demikian rasa sesalnya timbul kembali.
Allah maha pengasih. Meskipun qobil telah melakukan pembunuhan, ia deberi jalan oleh Allah. Allah menyuruh dan mengirim dua ekor burung gagak, keduanya berkelahi sehingga salah satunya mati. Melihat kejadian itu Qobil teringat kelakuannya terhadap adiknya Habil. Setelah salah satunya mati, maka gagak yang hidup menggali tanah dan menguburnya. Kelakuan gagak yang masih hidup itu tidak terlepas dari pengamatan Qobil. Dengan serta merta ia meniru gagak tadi. Ia menggali tanah dan menguburkan adiknya.
Setelah menguburkan adiknya, Qobil tidak pulang kerumah. Hal ini menyebabkan Adam dan Hawa merasa khawatir, meskipun demikian mereka menyerahkan semuanya kepada Allah. Adam pun sebenarnya sudah mengetahui kejadian yang menimpa Habil, karena ia diberi petunjuk oleh Allah.
Semua kejadia yang menimpa kedua anaknya adalah hasil tipu daya iblis. Karena ia tidak senang jika melilhat anak cucu Adam mempunyai prilaku yang baik, taqwa pada Allah. Semua ini disebabkan oleh janjinya kepada Allah yang akan selalumembujuk anak cucu Adam untuk diseretnya kedalam prilaku yang buruk sampai hari kebangkitan (kiamat).