Kamis, 13 Desember 2007

SALAH SATU MUKJIZAT AL QUR’AN

Al-qur’an diturunkan oleh Allah swt melalui nabi Muhammad saw yang buta huruf kala itu. Ia dilahirkan ditengah-tengah kaum yang terbelakang peradabannya, dijazirah Arab. Al-qur’an diturunkan selama 22 tahun, 2 bulan, dan 22 hari.
Seperti diketahui, seringkali Al-qur’an turun secara spontan, guna menjawab barbagai pertanyaan atau mengomentari suatu perstiwa. Pertanyaan itu dijawab secara langsung, namun demikian, setelah rampung diturunkan dan disusun, kemudian dilakukan analisis serta perhitungan terhadap catatan redaksinya, ditemukan hal-hal yang sangat menakjubkan. Ditemukan adanya keseimbangan yang sangat serasi antara kata-kata yang digunakan, seperti keserasian, atau jumlah dua kata yang bertolak belakang.
Anda bisa bayangkan, Al-qur’an diturunkan secara sepotong-sepotong dan spontan, ditempat yang berlainan dalam waktu yang relatif panjang, dan terdiri dari 114 surat dan 77.493 kata. Serta turun melalui orang yang tidak bisa menulis dan membaca saat itu. Namun banyak ditemukan hal-hal yang mengejutkan. Contoh: dua kata yang sepadan dalam jumlah yang sama dan seimbang. Dan kata-kata yang berlawanan arti juga ditemukan dalam jumlah yang seimbang. Hanya sesuatu yang maha dahsyat yang mampu melakukan hal itu, dzat yang sangat tinggi ilmunya dan sangat luar biasa ketelitiannya. Dibuat dan disusun lebih dari seribu tahun yang lalu.
Abdur Razaq Nawfal, dalam Al I’jaz li al-qur’an al karim yang terdiri dari 3 jilid, mengemukakan sekian banyak contoh tentang keseimbangan tersebut, yang dapat kita simpulkan secara singkat dari tulisan karya M. Quraish Shihab yang berjudul “Membumikan Al-qur’an”, yaitu sebagai berikut:
a. Keseimbangan antara Jumlah Bilangan kata dengan Bilangan Antonimnya
Beberapa contoh, diantaranya:
- Al Hayah (hidup) dan Al Maut (mati), masing-masing sebanyak 145 kali!
- An Naf’ (manfaat) dan Al Madharrah (mudarat), masing-masing sebanyak 50 kali!
- Al Har (panas) dan Al Bard (dingin), masing-masing sebanyak 4 kali!
- As Shalihat (kebajikan) dan Al Sayyi’at (keburukan), masing-masing sebanyak 167 kali!
- Al thuma’ninah (kelapangan/ketenangan) dan Al Dhiq (kesempitan/kekesalan), masing-masing sebanyak 13 kali!
- Al Rahbah (cemas/takut) dan Al Raghbah (harap/ingin), masing-masing sebanyak 8 kali!
- Al Kufr (kekufuran) dan Al Iman dalam bantuk definite masing-masing sebanyak 17 kali!
- Kufr (kekufuran) dan Iman dalam bentuk indefinite masing-masing sebanyak 8 kali!
- Al Shayf (musim panas) dan Al Syita’ (musim dingin), masing-masing sebanyak 1 kali!

b. Keseimbangan Jumlah Kata dengan sinonimnya / makna yang dikandungnya, contoh:
- Al Harf dan Al Zira’ah (membajak/bertani), masing-masing sebanyak 14 kalil!
- Al ‘Ushb dan Al Dhurur (membanggakan diri/angkuh), masing-masing sebanyak 27 kali!
- Al Dhallun dan Al Mawta (orang sesat/mati (jiwanya)), masing-masing sebanyak 17 kali!
- Al Islam dan Al Wahyu (Al-qur’an, Wahyu dan Islam), masing-masing sebanyak 70 kali!
- Al ‘Aql dan An Nur (akal dan cahaya), masing-masing sebanyak 49 kali!
- Al Jahr dan Al ‘Alamiyah (nyata), masing-masing sebanyak 16 kali!

c. Keseimbangan antara Jumlah Bilangan Kata dengan Jumlah Kata yang Menunjuk pada Akibatnya, contoh:
- Al Infaq (infaq) dengan Ar Ridha (kerelaan), masing-masing sebanyak 75 kali!
- Al Bukhl (kekikiran) dengan Al Hasarah (penyesalan), masing-masing sebanyak 12 kali!
- Al Zakah (zakat/penyucian) dengan Al Barakah (kebajikan yang banyak), masing-masing sebanyak 32 kali!
- Al Fahisyah (kekejian) dengan Al Ghadhb (murka), masing-masing sebanyak 26 kali!

d. Keseimbangan antara Jumlah Bilangan Kata dengan Kata Penyebabnya, contoh:
- Al Israf (pemborosan) dengan Al Sur’ah (ketergesa-gesaan), masing-masing sebanyak 23 kali!
- Al Maw-izhah (nasehat/petuah) dengan Al Lisan (lidah), masing-masing sebanyak 25 kali!
- Al Asra (tawanan) dengan Al Harb (perang), masing-masing sebanyak 6 kali!
- Al Salam (kedamaian) dengan Al Thayyibat (kebajikan), masing-masing sebanyak 60 kali!

e. Disamping Keseimbangan-keseimbangan Tersebut, ditemukan juga Keseimbangan Khusus, contoh:
- Kata Yawm (hari) dalam bentuk tunggal, masing-masing sejumlah 365 kali! Sama dengan jumlah hari dalam satu tahun.
- Sedangkan kata hari yang menunjukkan kata plural (Ayyam) dan dua (Yaw-mayni) jumlah keseluruhannya 30, sama dengan jumlah hari dalam satu bulan! Disisi lain, kata yang berarti “bulan” (Syahr) hanya terdapat 12 kali, sama dengan jumlah bulan dalam setahun!
- Al-qur’an menjelaskan bahwa langit ada “tujuh” penjelasan ini diulanginya dalam “tujuh” kali pula!
- Kata-kata yang menunjukkan kepada utusan tuhan baik rasul, nabiyy (nabi), Basyir (pembawa berita), ataupun nadzir (pemberi peringatan), keseluruhannya berjumlah 518 kali. Jumlah ini seimbang dengan nama-nama nabi, rasul, dan pembawa berita tersebut, yakni 518 kali.

Masih ada lagi, mukjizat lainnya yaitu pemberitaan-pemberitaan ghaibnya. Fir’aun yang mengejar-ngejar nabi Musa diceritakan dalam Surat Yunus. Pada ayat 92 surat itu, ditegaskan bahwa: “Badan Fir’aun akan diselamatkan tuhan untuk dijadikan pelajaran generasi berikutnya. itu terjadi pada1200 SM. Pada tahun 1896, ahli purbakala, Loret menemukan dilembah raja-raja Luxor Mesir, satu mummi, yang dari data-data sejarah terbukti bahwa ia adalah Fir’aun yang bernama “Maniptah” yang pernah mengajar nabi Musa as. Setiap orang yang berkunjung ke Museum Kairo akan dapat melihat mummi dari Fir’aun tersebut.
Isyarat-isyarat ilmiahnya, banyak sekali ditemukan didalam Al-qur’an. Misalnya, “Cahaya matahari bersumber dari dirinya sendiri, sedangkan cahaya bulan adalah pantulan dari cahaya matahari”(Q.S 10:11)
Semua hal diatas menunjukkan bukti-bukti bahwa Al-qur’an sungguh-sungguh firman suci yang diturunkan oleh Allah malalui nabi Muhammad saw. Bukan karangan manusia. Tidak akan mungkin ada seseotang yang mampu menyusun suatu kitab seperti Al-qur’an, yang diturunkan secara spontan dan terpisah-pisah, baik dari sisi waktu dan tempat, namun dengan isi yang bisa diterima sebagai kebenatan serta memiliki jumlah kata-kat yang seimbang seperti contoh diatas seperti itu, apalagi saat itu belum ada computer.
Dan menurut Rasyad Khalifah (w. 1990M) angka 19 memiliki arti yang berkaitan dengan Al-qur’an, termasuk dengan Bismillah itu sendiri. Didalam Al-qur’an, kata ism, Allah, Ar Rahman, dan Ar Rahim, mempunyai jumlah yang dapat dibagi habis dengan angka 19 itu. Ism 19 kali, Allah 2.698 kali (2.698:19=142), Ar Rahman 57 kali (57:19=3), Ar Rahim 114 kali (144:19=6).
Bismillahirrohmanirrohim adalah pangkalan tempat muslim bertolak, yang mempunyai 19 huruf, demikian juga dengan ucapan “Laa haula wa laa quwwata illaa billaah” (tiada daya dan upaya untuk memperoleh manfaat dan upaya untuk menolak kesukaran kecuali dengan bantuan allah). Inilah salah satu kunci yang mengamankan kesucian Al-qur’an yang merupakan salah satu mukjizatnya.
Jadi, mungkinkah seorang manusia mampu membuat suatu buku (Al-qur’an) dengan menghitung hingga huruf-hurufnya seperti itu. Namun tetap dengan tujuan untuk menyampaikan suatu amanat, melalui kalimat-kalimat yang demikian indah. Dan ia disampaikan secara mendadak, untuk menjawab dan merespons suatu pertanyaan. Kemudian secara terpisah diturunkan selama lebih dari 22 tahun, lalu dikumpulkan menjadi satu. Siapakah yang mampu melakukannya? Isinya pun harus benar dan masuk akal. Serta harus sesuai dengan hati nurani setiap manusia, dan harus pula bisa dibuktikan kebenarannya, baik ditinjau dari masa lalu, sekarang, atau masa yang akan datang.
Katakanlah: “Sesungguhnya, jika manusia dan jin berhimpun untuk membuat sesuatu yang sama dengan Al-qur’an ini, tiadalah mereka sanggup membuat yang sama seperti itu, sekalipun mereka saling membantu.(surat Al Israa’ ayat 88).”

Tidak ada komentar: